Otorita Ibu Kota Nusantara dan ITB Bekerjasama Gelar Pelatihan Guru SD di Kawasan IKN

SEPAKU - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar pelatihan bahasa Inggris dan wawasan kebangsaan, dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) para tenaga pendidik atau guru sekolah dasar (SD) di kawasan IKN Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).

Kegiatan yang digelar di SMP Negeri 2 Sepaku tersebut dibuka Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Drs. H. Alimuddin, M.Si dihadiri Direktur Pelayanan Dasar, Dr. Suwito, SKM, M.Kes, Associate Professor ITB, Dr. Nia Kurniasih M.Hum peserta pelatihan dan undangan lainnya.

Usai membuka kegiatan, Alimuddin mengatakan, untuk meningkatkan kemajuan SDM di IKN tidak bisa dilakukan oleh Otorita IKN sendiri, tetapi harus dikeroyok bekerjasama dengan pihak lain, salah satunya seperti dilakukan bersama ITB sekarang ini.

“Jadi tidak hanya soal pembangunan tetapi juga dari sisi SDM," ujarnya. 

Dikatakannya, selama ini, telah ada berbagai kegiatan yang dilakukan pihaknya sebagai upaya  mengembangkan SDM di Sepaku. Dan kini pihaknya memberikan pembekalan dan pelatihan kepada para penduduknya. 

"Sebelumnya masyarakat umum diberikan berbagai macam pelatihan keterampilan, maka tenaga pendidikan juga perlu diberikan bekal wawasan yang cukup, sehingga mampu mengikuti perkembangan yang ada, apalagi IKN menjadi daerah tujuan manusia termasuk teknologinya," sambungnya.

Menurutnya, pelatihan bahasa Inggris dianggap cukup membantu, lantaran IKN akan mendunia. Artinya tidak hanya masyarakat Indonesia yang mendatangi Sepaku, tetapi juga dari luar negeri. Pelajaran bahasa Inggris juga sangat diperlukan untuk peserta didik. 

"Upaya itu beriringan dengan dijadikannya pelajaran bahasa Inggris di tingkat SD sebagai mata pelajaran wajib, dan bukan lagi muatan lokal," tegasnya.

Ia menilai, bahasa Inggris bukan karena ada kurikulumnya, tapi memang itu sudah wajib diberikan kepada anak-anak peserta didik.

"Bahkan ketika saya masih jadi Kepala Dinas Pendidikan PPU dulu, saya sudah siapkan tuh program bahasa Inggris dari jenjang pendidikan SD. Sekali-kali kita yang menjadi contoh, tempat orang belajar,” tukas Alimuddin.

Sementara itu, Dr. Nia Kurniasih M.Hum mengungkap, sedikitnya ada 50 orang guru dari seluruh SD yang ada di Sepaku, turut serta dalam kegiatan ini. Mereka diberikan pelatihan bahasa Inggris serta pembekalan wawasan kebangsaan.

Adapun urgensi dari pelatihan ini dilaksanakan di Sepaku, bebernya, karena ibu kota pindah ke Sepaku, tepat saat zaman destruktif, atau perubahan teknologi komunikasi yang cukup masif.

Sehingga, apabila para tenaga pendidik ini tidak diberi bekal dari sekarang, maka dikhawatirkan akan terjadi banyak masalah, dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi kedepannya.

“Perpindahan IKN ini terjadi di era destruktif atau zaman ketika terjadi perubahan teknologi komunikasi secara besar-besaran,” ucap Nia.

Selain itu, sambungnya, dalam beberapa waktu kedepan, akan ada gelombang pendatang ke Sepaku yang berasal dari berbagai latar belakang, baik budaya, lokal hingga internasional.

Oleh karena itu, tambahnya, apabila masyarakat di Sepaku tidak diberikan pemahaman dan bekal berpikir kritis, maka dikhawatirkan dapat menjadi pengaruh terhadap kemajuan masyarakat Sepaku sendiri.

“Bakal diperlukan kemampuan SDM yang berpikir kritis, karena akan ada berbagai budaya nanti kesini, itu sangat potensial terjadi. Sehingga ada perubahan kemajuan masyarakat dengan perubahan teknologi,” jelasnya.

Upaya untuk meningkatkan kualitas masyarakat Sepaku terus dilakukan. Tidak hanya kalangan guru, ibu-ibu, tetapi juga bagi para petani dan lainnya. Belum lama ini, ITB juga membantu memberikan wawasan mengenai teknologi pertanian serta konstruksi, kepada masyarakat di Sepaku.

Sri Wahyuni seorang guru dari SD 010 Sepaku, menyatakan cukup terbantu dengan pelatihan ini. Karena di Sepaku keterbatasan bahasa khususnya bahasa Inggris, menjadi kendala yang dihadapi. Sebab sehari-harinya dirinya dan peserta didik menggunakan bahasa Indonesia di sekolah, jadi ia senang dengan pelatihan seperti tersebut.

“Harus ditempa dari awal, jika tidak dikhawatirkan masyarakat tidak bisa mengiringi lajunya perkembangan IKN kedepan. Saya sangat bangga dan bersyukur bisa ikut dalam kegiatan ini, otomatis bisa menambah wawasan lagi, selama ini masih kurang,” tutupnya.

 

 

(Rabu, 11 Oktober 2023)

 

Dokumentasi Foto

Sumber: Humas Otorita Ibu Kota Nusantara

 

28 November 2023

    Laporkan temuan Anda apabila terdapat indikasi pelanggaran dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara