IKN Menjadi Peradaban Baru dengan Dukungan 3 Universitas Terkemuka di Belanda

DEN HAAG IKN telah menjadi contoh peradaban baru di dunia yang menarik perhatian tidak hanya dari investor tetapi juga dari kalangan akademisi. Tiga universitas terkemuka di Belanda telah menyatakan dukungan mereka untuk terlibat dalam pembangunan IKN atau Nusantara.

Dengan tenggat waktu yang ketat dan target inovasi yang tinggi, pembangunan Ibu Kota baru ini, yang diakui sebagai kota hutan berkelanjutan dan cerdas pertama di dunia, memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan.

Kepala Otorita IKN (OIKN), Bambang Susantono, menyampaikan hal ini dalam diskusi dengan para pemimpin tiga Universitas di Universiteit Leiden, Leiden, Belanda, pada Selasa (10/10/2023) siang, waktu setempat.

"Investasi dan pengetahuan adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Keduanya sangat dibutuhkan oleh IKN dalam transformasinya menuju peradaban baru," kata Bambang Susantono, mantan Wakil Menteri Perhubungan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di hadapan para akademisi yang tergabung dalam LDE Alliance.

Dalam pertemuan tersebut, Bambang juga menekankan pentingnya peran pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam mewujudkan IKN, terutama dalam hal transfer pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal.

Nilai-nilai ini sangat dihargai olehnya, berdasarkan pengalamannya sebagai Vice-President for Knowledge Management and Sustainable Development of the Asian Development Bank (ADB) sebelum dia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk memimpin proyek IKN tahun lalu.

"Kami sangat menitikberatkan pada ilmu pengetahuan dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya serta memberdayakannya. Saya berharap penelitian-penelitian terkait IKN juga dapat memberikan solusi untuk tantangan yang dihadapi oleh masa lalu, masa kini, dan masa depan."

Profesor Mohammed Ali Berawi, yang merupakan Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital IKN dan mendampingi Bambang, meyakinkan mereka bahwa proyek IKN merupakan wadah yang cocok bagi para peneliti untuk membuktikan teori dari berbagai aspek pengetahuan. Ini mencakup teknologi, yang terkait dengan ambisi IKN untuk memiliki skytaxi atau taksi udara, serta biodiversitas karena konsep IKN yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Ini adalah kesempatan langka. Apakah kita ingin berpartisipasi dalam sejarah yang sedang tercipta?" kata Ali Berawi, yang masuk dalam daftar Top 2% Ilmuwan Dunia versi Stanford University 2023.

Wim van den Doel, seorang profesor di Universiteit Leiden dan juga dekan LDE Alliance (Leiden-Delft-Erasmus Universities), sangat positif menyambut minat IKN untuk melibatkan para akademisi.

"Kami sangat menyambut baik rencana IKN ini dan kami siap mendukungnya dengan penelitian yang ada atau melakukan penelitian baru yang dapat memberikan referensi untuk IKN," ujarnya.

Pada akhir diskusi, Bambang mengundang perwakilan LDE Alliance untuk mengunjungi IKN dan juga mengikuti kegiatan workshop yang akan diadakan pada akhir tahun mendatang. Wim van den Doel pun menyatakan antusiasmenya.

Tiga universitas ini bergabung dengan daftar lembaga pendidikan internasional yang bekerja sama dengan OIKN. Sebelumnya, Stanford Doerr School of Sustainability telah mengirimkan alumni Stanford untuk melakukan penelitian terkait IKN, dan Jakarta International School akan membangun sekolah di wilayah IKN dengan nama Nusantara International School.

IKN terletak di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dan memiliki luas empat kali lipat dari Jakarta. Wilayah ini terdiri dari 65% hutan, 25% wilayah urban dengan bangunan berkonsep hijau, dan 10% lahan untuk pertanian.

Menurut perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), proyek IKN yang dijadwalkan selesai pada tahun 2045 membutuhkan dana sekitar US$ 35 miliar atau sekitar Rp 460-500 triliun. Dari jumlah tersebut, 20% akan didanai oleh pemerintah, sedangkan 80% sisanya akan berasal dari sektor swasta.


 

(Senin, 16 Oktober 2023)

 

Dokumentasi Foto

Sumber: Humas Otorita Ibu Kota Nusantara

28 November 2023

    Laporkan temuan Anda apabila terdapat indikasi pelanggaran dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara